Yang Gak Tau Jadi Tau, Yang Tau Makin Tau. Muzakarahan Blog menyajikan info-info menarik seputar Islam, Al-Qur'an, Berita dan lain-lain

Jumat, 31 Juli 2015

Nabi Bersabda : "Tiap-tiap bid'ah itu sesat"lalu bagaimana dengan bid'ah hasanah?



Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Bid’ah? Apa itu bid’ah? “Bid’ah adalah perkara baru yang tidak ada pada zaman Nabi Muhammad Saw.” Mungkin begitu penjelasan singkat dari pengertian bid’ah.
            Mengenai perkara bid’ah Nabi Muhammad Saw. Bersabda dalam salah satu haditsnya :  

وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار......
Artinya :
...Dan Tiap-tiap yg bid’ah itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan itu tempatnya di neraka…(HR.Muslim) 


            Pada zaman saat ini perkara bid’ah sudah sangat mengakar dan tidak mungkin lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Perkembangan zaman dan teknologi membuat kita harus mengikuti arus perkembangannya. Lalu apakah kita harus meninggalkan perkembangan teknologi tersebut agar terhindar dari perkara bid’ah? Jawabannya Tentu tidak, Para ulama berpendapat bahwa bid’ah yang dimaksud adalah bid’ah dalam perkara agama, jadi untuk perkara duniawi seperti teknologi, transportasi, komunikasi, dan sebagainya bukan perkara bid’ah yang dimaksud Rasulullah Saw, karena tentu saja perkembangan teknologi tidak bisa ditinggalkan. lihat saja pada masa kekhalifahan Dinasti Abbasiyah, banyak ilmuan-ilmuan islam pada zaman itu yang membuat penemuan-penemuan baru dalam hal keduniaan yang tidak ada di zaman Rasulullah Saw. bahkan penemuan ini masih digunakan sampai saat ini, Contohnya Ibnu Haitsam yang menemukan cermin, Ibnu sina dengan penemuannya di bidang kedokteran, dan masih banyak lagi. Dan kita tidak pernah mendengar ulama manapun yang mencemoh penemuan mereka dengan alasan bid’ah.
            Saat ini sebenarnya ada banyak perkara bid’ah dalam urusan agama seperti Pondok pesantren, acara haulan, acara maulid, dan sebagainya. Sebenarnya hal-hal ini tidaklah bermasalah, tapi jika kita mehubungkannya dengan paparan di diatasnya maka kita akan dapati bahwa hal-hal ini sedikit bermasalah. Jumhur Ulama berpendapat bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu  Bid’ah Hasanah dan Bid’ah Dhalalah. Bid’ah hasanah adalah bid’ah baik entah itu pelaksanaannya maupun pengaruhnya, dan perkara bid’ah yang saya sebutkan tadi termasuk ke dalam golongan ini, coba kita lihat Pondok pesantren tidak ada masalahkan? Bahkan Pondok pesantren adalah pencetak ulama-ulama di masa yang akan datang, lalu mungkinkah disebut sesat? Tentu saja tidak. Selanjutnya Bid’ah Dhalalah, Bid’ah Dhalalah adalah bid’ah yang membawa kepada kesesatan, saya tidak memaparkan bid’ah ini lebih jauh karena fokus kita kepada bid’ah hasanah yang sekarang muncul orang-orang/golongan-golongan yg mengingkari adanya.
            Mungkin suatu saat kelak kita akan bertemu dengan orang yang mempermasalahkan bid’ah dan orang itu mencap semua bid’ah itu sesat dengan dalil hadits diatas, untuk mengatasinya kita juga harus punya dalil, kita perlu memaparkan bahwa hadits tersebut tidak mutlak bermakna semunya dan ada batasannya, coba kita bandingakn lafazh hadits  tersebut dengan ayat Al-Qu’ran
وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ وَكُلُّ ضَلَالَةٍ فِي النَّار......
Artinya :
...Dan Tiap-tiap yg bid’ah itu sesat, dan tiap-tiap kesesatan itu tempatnya di neraka…(HR.Muslim)


ورحمتي وسعت كل شئ ..  

Artinya :
 …dan rahmat-Ku meliputi tiap-tiap sesuatu...

Kedua dalil diatas menggunakan kata كل yg memiliki makna sama yakni “tiap-tiap”, jika kita cermati ayat diatas maka kata كل tersebut tidak benar-benar segala hal tetapi ada batasannya, kenapa? Perlu kita ketahui kalau penghuni neraka tidak mendapat rahmat, orang munafik, orang kafir, dan sebagainya tidak mendapat rahmat Allah, jadi setelah menceramti ayat ini kita bisa berkesimpulan bahwa tidak semua lafazh كل dalam bahasa arab adalah semuanya secara mutlak. Begitu pula hadits diatas tentu saja ada batasan untuk bid’ad yang sesat yakni bid’ah Dhalalah. Menurut pendapat saya yang lemah ini bahwa penggunaan كل terkadang digunakan untuk penegasan, di hadits tersebut agar kita berhati-hati kepada perkara bid’ah, dan pada ayat diatas agar kita semakin bersemangat dalam mendapatkan rahmat Allah.



           

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+
Tags :

Related : Nabi Bersabda : "Tiap-tiap bid'ah itu sesat"lalu bagaimana dengan bid'ah hasanah?

0 komentar:

Posting Komentar