Ramadhan adalah bulan paling tepat untuk meningkatkan ibadah, karena pada bulan Ramadhan nilai pahala setiap amal akan di lipatgandakan, amalan yang fardhu atau wajib akan digandakan 70 kali lipat, adapun amalan sunnah akan digandakan pahalanya hingga sama pahala amalan fardhu di bulan lain, sebaigamana hadits Rasulullah yang mana beliau bersabda :
يا أيها الناس قد أظلكم شهر عظيم ، شهر فيه ليلة خير من ألف شهر ، جعل الله صيامه فريضة، وقيام ليله تطوعا ، من تقرب فيه بخصلة من الخير كان كمن أدى فريضة فيما سواه، ومن أدى فيه فريضة كان كمن أدى سبعين فريضة فيما سواه
Disisi lain suasana lingkungan pada bulan ramadhan (khususnya di Indonesia) sangat mendukung untuk meningkatkan amal shaleh, mesjid-mesjid semakin ramai, akhwat-akhwat makin banyak yang menjaga aurat, acara - acara islami di televisi makin subur, dan sebagainya.
Beranjak dari aspek-aspek yang sangat mendukung kita untuk meningkatkan amal shaleh tersebut, kita bisa melihat bahkan merasakan sendiri dampak positifnya, yang dulunya jarang sholat sunnah jadi rajin sholat sunnah, yang dulunya jarang ke mesjid jadi ahli mesjid, yang dulunya jarang puasa jadi ahli puasa(ya iya lah :D kan bulan puasa), dan masih bnyak lagi yang tidak mungkin saya sebutkan semuanya.
Namun, ternyata ada satu amalan yang menjadi sulit diamalkan, bahkan bagi yang biasa mengamalkannya di bulan lain bisa-bisa ketinggalan, apakah itu? mungkin ada yang menerka "ah, kan emang ada amalan yang sebaiknya ditinggalkan di bulan ramdhan, siwak di siang hari misalnya atau menggunakan wangi-wangian setelah waktu zhuhur" memang benar ada yang seperti itu karena kita dalam keadaan berpuasa, tapi ini hal lain karena amalan ini dilaksanakan di luar jam puasa yaitu sholat Awwabin(sholat sunnah 6 raka'at antara Magrib dan Isya).
Hanya dikarenakan sibuk makan-makan atau asyik bukber kita melalaikan satu sholat ini, hal ini lazim terjadi, oleh karena itu setelah menyadari hal ini kita perlu mengoreksi buka puasa kita agar kita mulai dari sekarang menjadikan buka puasa untuk mengamalkan perintah dan sunnah Nabi serta sebagai bentuk ikhtiar untuk menguatkan badan dalam ibadah bukan untuk memuaskan nafsu belaka. Ingat! bulan Ramadhan adalah bulan kesabaran dalam mengontrol nafsu kita, mungkin karena itulah syaitan-syaitan dibelenggu agar kita benar-benar melatih diri untuk menjinakkan nafsu sendiri.
Hal ini perlu diperhatikan apalagi untuk memaksimalkan amalan menyambut malam lailatul qadar, jangan lupa kaidah fiqih “Semakin sulit dan banyak amalann itu, semakin besar pahalanya.”
Disini saya ingin mengajak saudar-saudara seiman agar kita renungi lagi apa tujuan puasa kita agar puasa kita bukan hanya sekedar menunaikan kewajiban tetapi bagaimana agar berdampak baik untuk di kemudian hari, Al Imam Ibnu Qudamah rahimahullāh, dalam Mukhtashar Minhajjil Qashidin, beliau menjelaskan bahwa salah satu faktor kegagalan seseorang padahal dia sudah beribadah, adalah dia tidak paham makna dari ibadah yang dia kerjakan.
Mohon maaf jika ada kesalahan, dan saya sangat berterimakasih kepada kawan-kawan jika berkenan memberi kritik maupun saran, danjika ada yang ingin menambahkan silahkan sampaikan di komentar. Terima kasih.
0 komentar:
Posting Komentar